Film ini merupakan salah satu film favorit saya. Hayao Miyazaki membuat film ini berdasarkan novel karya penulis Inggris, Diana Wynne Jones. Howl’s Moving Castle berlatar perang yang terjadi antar kerajaan fiksi yang dibalut dengan sihir dan teknologi yang berkembang di awal abad ke-20. Ceritanya berkisah tentang Sophie, seorang gadis muda pembuat topi atau hatter. Suatu ketika, Sophie yang sedang berjalan menuju ke tempat kerja saudarinya, Lettie, dirinya bertemu dengan sang penyihir Howl yang membuat dirinya terseret dalam pertikaian antar penyihir.
Witch of the Waste menyihirnya menjadi nenek tua renta dan membuat Sophie memutuskan untuk pergi dari kota tanpa tujuan untuk memusnahkan kutukan yang menimpa dirinya. Saat berada di perbukitan, Sophie mencari tongkat untuk membantunya berjalan. Tak sengaja saat menemukan sebuah kayu panjang, tongkat itu bergerak dan berubah menjadi orang-orangan sawah. Sejak itu, orang-orangan sawah ini mengikuti Sophie.
Hingga kastil bergerak milik Howl melintas. Sophie berusaha mengejarnya supaya dapat bertemu sang penyihir agar bisa disembuhkan seperti semula. Berkat bantuan si Turnip Head – nama yang diberikan Sophie kepada orang-orangan sawah tadi, Sophie berhasil masuk ke dalam kastil milik Howl. Di dalamnya dia bertemu dengan sang asisten penyihir yang masih kecil bernama Markl dan setan api bernama Calcifer.
Sementara itu, dua kerajaan sedang dilanda perang. Howl ternyata diminta Sang Raja untuk membantu kerajaan dalam melawan kerajaan musuh. Di sini kita baru mengetahui bentuk asli sang penyihir, yaitu burung raksasa berwarna hitam (lebih mirip burung walet). Selain itu kastil milik Howl juga menyimpan banyak keunikan. Kenop pintu bisa diubah sesuai keinginan dan ketika berubah kita bisa keluar ke tempat yang lain. Ternyata fungsinya untuk mengelabui musuh Howl dan untuk berjualan ramuan sihir.
Bicara tentang perang, Miyazaki terinspirasi dari invasi Amerika Serikat ke Irak yang terjadi pada 2003. Makanya film ini lebih banyak bicara tentang perang dan bisa dikatakan jika Miyazaki sedang menyinggung peperangan dan ingin menyebarkan pesan anti perang.
Satu hal yang membuat saya penasaran adalah kastil milik Howl. Selain digerakkan secara sihir oleh Calcifer, banyak ruang di kastil ini yang belum dieksplorasi. Hanya ruang tamu, kamar mandi dan ruang tidur Howl. Film ini juga mengingatkan saya dengan film Spirited Away. Bahkan karakter Sophie tua sangat mirip dengan karakter Yubaba dari Spirited Away. Selain itu detil-detil khas Eropa sangat jelas dan tak jauh berbeda dengan film yang saya sebut tadi. Namun itu keunggulan dari Miyazaki, walau pun bukan orang Eropa, dia mampu menghidupkan suasana kerajaan Eropa dengan begitu jelas. Miyazaki secara khusus datang ke suatu daerah di Prancis untuk mempelajari arsitektur dan pemandangan yang digunakan dalam film ini.
Hal yang unik lainnya adalah teknologi yang ada dalam film ini. Semuanya menggunakan tenaga uap, sama halnya ketika revolusi industri mengubah peralatan tradisional dengan mesin bertenaga uap. Oya, bicara tentang kastil yang bergerak. Di novelnya tidak dijelaskan bagaimana bentuk dan cara kastil ini bergerak. Imajinasi Miyazaki lah yang akhirnya menciptakan kastil seperti yang kita saksikan dalam film ini, termasuk kaki kastil yang bentuk kaki burung.
Film dan novelnya juga ada banyak perbedaan, salah satunya adalah kastilnya yang begitu gelap dan berbentuk tinggi, serta asistennya yang masih bocah aslinya sudah remaja dan bernama Michael. Untuk tetap menghormati sang penulis novel, secara khusus Miyazaki terbang ke Inggris untuk menemui Jones. Dia juga memberikan kesempatan Jones untuk menyaksikan ini secara tersendiri. Tak disangka tanggapannya sangat baik dan dia mengatakan bahwa dirinya menulis buku, bukan film dan pastinya akan berbeda.
[SPOILER] Calficer adalah bintang jatuh yang ditolong oleh Howl ketika masih anak-anak. Howl memberikan jantungnya untuk sang bintang jatuh dan sejak itu keduanya tak terpisahkan. Suatu ketika Witch of the Waste yang telah berubah menjadi nenek tua, ingin menguasai jantung Howl agar bisa awet muda. Namun berkat bujukan Sophie, sang penyihir mau mengembalikan jantung Howl yang mirip bara api berwarna biru. Sophie berhasil mengembalikan jantung Howl dan melepaskan Calcifer kembali menjadi bintang. Satu lagi, Turnip Head pun berhasil dimusnahkan kutukannya dan berubah menjadi pangeran yang tampan.
Selain warna-warna yang cerah, film ini juga memiliki scoring yang sangat indah. Siapa lagi kalau bukan karya Joe Hisaishi. Sayangnya film ini tidak memenangkan kategori animasi terbaik dalam ajang Academy Awards. Namun, film ini sudah pasti memenangkan hati siapa saja yang menontonnya.
The two of them lived there.
Country : Japan
Director : Hayao Miyazaki
Cast : Chieko Baisho, Takuya Kimura, Akihiro Miwa