JAKARTA: Es Krim Legendaris Jakarta

Cerita es krim dan kota ini rupanya sudah ada sejak jaman kolonial Belanda. Saya jadi penasaran dengan beberapa es krim yang mampu bertahan di antara gempuran makanan-makanan baru. Apa yang membuat es krim legendaris ini masih dicari hingga sekarang? Berbekal sejumlah ulasan kuliner dan tentunya Google Maps, saya mencoba menelusuri 4 gerai es krim legendaris yang ada di Jakarta.

Ragusa Es Italia

Nama es krim yang satu ini memang sudah tidak asing di telinga kita. Ragusa yang didirikan sejak 1932 oleh dua bersaudara Luigie Ragusa dan Vicenzo Ragusa ini bisa kalian baca kisah lengkapnya di Jejalah Pusat Ibukota, Part 2.

Rekomendasi saya, coba menu Banana Split dan Spaghetti Ice Cream. Banana Split terdiri dari sepotong pisang yang ditambahkan 3 scoop es krim rasa cokelat, strawberry dan vanila, serta ditaburi saus cokelat, sukade dan kacang cincang. Sedangkan Spaghetti Ice Cream – tentunya bukan spaghetti yang diberi es krim – melainkan es krim rasa vanila yang dibentuk seperti spaghetti yang diberi taburan saus cokelat, sukade dan kacang cincang. Jika ingin mencoba satu rasa, saya rekomendasikan untuk mencoba rasa mocha, nougat, atau raisin.

Untuk harganya terbilang cukup ramah dengan kantong. Untuk single scoop harganya antara Rp15.000 hingga Rp20.000, sedangkan untuk rasa campuran, mulai dari Rp20.000 hingga Rp35.000.

Lokasinya bisa dijangkau dengan Bus Transjakarta (Halte Juanda) atau Commuter Line (Stasiun Juanda). Cukup berjalan kaki menuju ke Jalan Veteran I (belakang Masjid Istiqlal). Di depannya terpampang papan nama toko “Ragusa Es Italia”. Bangunannya termasuk lawas dengan sejumlah foto-foto perjalanan toko ini. Anda juga harus bersabar jika makan di tempat, karena pastinya akan antri. Buka dari jam 10 pagi hingga 10.30 malam setiap hari. Pelayanannya memang cenderung “judes”, mungkin karena banyak yang mengantri dan suka “berlama-lama” di dalam toko. Tapi sejauh ini, saya tidak pernah merasa terganggu (kecuali buat yang pertama kali datang ke toko ini). Peta Ragusa Es Italia.

Tropic

Saya baru pertama kali mendengar toko es krim ini ketika mengikuti walking tour. Pemandunya mengatakan jika ada toko es krim di Pasar Baru yang juga masuk dalam kategori legendaris. Saya pun penasaran untuk mencari toko es krim ini. Setelah dari Ragusa, saya melanjutkan penelusuran ke Pasar Baru. Beruntung cuaca saat itu tidak terik.

Sesampainya di Pasar Baru, tantangan terbesar saya adalah mencari keberadaan toko ini. Beberapa ulasan yang saya baca mengatakan jika letaknya cukup tersembunyi di antara toko-toko kain. Apalagi tidak ada papan nama toko (karena sudah rusak, jadinya tidak diperbaiki lagi). Beruntung teman seperjalanan saya tak sengaja menemukannya. Lokasinya ternyata tak jauh dari pintu masuk.

Walau menu utamanya adalah es krim, tapi Tropic juga menjual menu makanan khas Indonesia dan Tionghoa. Makanya lebih cocok disebut restoran. Tropic didirikan pada 1950-an oleh Hartono dan lanjutkan oleh anaknya yang bernama Mayti Imelda. Dulu Tropic merupakah salah satu tujuan kuliner Pasar Baru.

Waktu saya datang, suasana toko sangat sepi, atau mungkin karena kami datang terlalu pagi. Saya kemudian menuju ke meja kasir untuk memesan. Ada beberapa menu es krim yang ditawarkan di sini. Saya bertanya kepada penjagatoko, apa yang menjadi favorit? Sang penjaga toko merekomendasikan Tiramisu (yang menjadi menu spesial) dan Mocha. Tak lama setelah itu es krim pesanan saya pun datang. Berbeda dengan Ragusa, di sini penyajiannya masih tetap menggunakan cup logam (kalau yang menu campuran menggunakan wadah kaca).

Nah, soal rasa ternyata Tropic di luar dugaan. Walau sepi peminat, rasa es krimnya lebih lembut dan creamy, serta tidak bikin gatal tenggorokan. Selain dua rasa tadi, masih ada cokelat, vanila, green tea, dan strawberry, serta menu campuran rasa. Harganya memang terbilang cukup mahal. Mulai dari Rp21.000 hingga Rp43.000. Tapi kalau menurut saya, harga dan rasanya cukup sepadan.

Akses menuju ke Tropic sangatlah mudah. Paling mudah dengan menggunakan Bus Transjakarta (Halte Pasar Baru). Jaraknya sekitar 50 meter dari gerbang selatan dan berada di sebelah kanan jalan. Buka dari jam 10.30 pagi hingga 8.00 malam. Pelayanannya cukup ramah dan sangat membantu ketika kita bingung mau pesan es krim yang mana. Layak dicoba! Peta Tropic.

Baltic Ice Cream

Merek es krim ini tentu sudah sangat familiar di telinga warga Jakarta. Baltic adalah salah satu es krim tempo dulu yang populer di Jakarta. Saya mengenal Baltic beberapa tahun lalu dari seorang teman yang gemar jalan-jalan ke tempat “vintage“. Letaknya tak jauh dari perempatan lampu merah Senen. Selain itu cukup strategis karena letaknya di pinggir jalan, sayangnya tidak ada tempat parkir yang memadai.

Baltic yang dibuka pada 1939 ini dikenal dengan es krim cup-nya. Namun sebenarnya ada banyak varian, mulai dari ice stick, tart ice cream, mini ice tart hingga es puter. Es krim yang didirikan oleh pengusaha Mulya Santosa ini memiliki varian rasa yang cukup banyak, mulai dari cokelat, vanila, dan strawberry, hingga rasa lokal seperti kopyor, durian, dan nangka. Ada juga yang spesial seperti peppermint, green tea, dan mocha chip. Saya langsung mencoba rasa kopyor, rum raisin, dan durian monthong.

eskrim017

Tokonya cukup kecil. Kita bisa makan di tempat atau bisa dibawa pulang dengan kotak yang diisi dry ice (biang es). Soal harga, terbilang sangat bersahabat dengan kantong. Harganya mulai dari Rp4.900 per cup hingga Rp7.500 per cup (untuk rasa durian monthong).

Untuk menuju ke sini juga sangat mudah. Bisa turun di Halte Kwitang, Halte Senen Central, atau di Halte Pal Putih. Tapi yang paling dekat ya di Halte Senen Central. Cukup menyeberang ke kawasan Kwitang. Tokonya terlihat jelas dengan papan nama. Alamat lengkapnya di Jalan Kramat Raya No. 12, Senen, Jakarta. Jam bukanya dari jam 9 pagi hingga 5 sore. Mereka juga menerima pesan antar (selama di area Jakarta). Mengenai pelayanannya, Baltic cukup standar. Kita cukup pesan atau mengambil es krim yang kita mau lalu membayarnya di kasir. Peta Baltic Ice Cream.

Tjanang Ice Cream

Bagi sebagian orang, es krim ini tidak terlalu familar. Saya juga baru mengetahuinya dari pemandu walking tour saya dulu. Kedai es krim ini pertama kali dibuka pada 1951 di daerah Cikini dengan nama es krim Tjan Njan. Namun sayangnya pada tahun 1991 kedainya tutup dan lokasinya kini berganti menjadi Hotel Cikini.

Es krim ini memiliki sejarah yang cukup panjang, bahkan ada hubungannya dengan presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno. Kala itu Presiden Sukarno melalui ajudannya pernah meminta Lie Sim Fie (sang pendiri Tjan Njan) untuk membuatkan es krim yang akan disadikan di jamuan kenegaraan Games of the New Emerging Forces atau Ganefo. Presiden Sukarno juga sering memesan es krim Tjan Njan untuk dinikmati bersama keluarga. Bahkan putrinya yang juga presiden kelima, Megawati Soekarnoputri adalah salah satu penggemar es krim ini. Selain keluarga Bung Karno, keluarga Presiden Soeharto juga sering memesan es krim ini.

Nama Tjan Njan kemudian berganti nama menjadi Tjanang karena “anjuran” pemerintah supaya tak memakai nama berbau Tionghoa. Walau berganti nama, es krim ini tetap banyak dicari. Kini es krim Tjanang dikelola oleh Yenie Lie yang berusia 65 tahun, generasi kedua pemilik es krim ini.

Mengenai variannya, es krim yang berlogo panda ini punya banyak varian rasa. Ada rasa kopyor, durian, malaga, strawberry, kacang hijau, mocha, nangka, nougat, vanila, alpukat, dan trio (tiga rasa). Saya mencoba mencicipi dua rasa, yaitu malaga atau raisin dan trio. Rasanya sangat ringan dan tidak terlalu creamy. Bisa dibilang, rasanya sangat sederhana (mungkin lidah saya tidak terbiasa dengan rasa es krim ini). Tjanang disajikan dalam mangkok-mangkok plastik. Ukurannya pun bervariasi, mulai dari cup kecil hingga 1 liter. Harganya mulai dari Rp15.000 untuk ukuran kecil hingga Rp80.000 untuk ukuran besar.

Walau namanya kini tak lagi sejaya dulu, es krim Tjanang termasuk kuliner legendaris yang akan tetap dicari. Umumnya pembeli es krim adalah yang pernah menjadi pelanggan setia restoran es krim Tjanang dulu. Jam bukanya mengikuti operasional hotel, mulai dari jam 10 pagi hingga 8 malam. Peta Tjanang Ice Cream.

Nah, tertarik mencoba?

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s