28

Hari ini genaplah saya menjadi 28. Angka genap yang benar-benar menggenapi hidup saya. Bersyukur karena 28 tahun saya diberi kesempatan untuk hidup dan menikmati pahit-manisnya perjalanan hidup ini. Bersyukur pula karena masih diberikan nafas untuk hidup menjelajahi setahun yang akan datang.

Setahun terakhir memang cukup emosional untuk saya. Banyak kebahagiaan yang terlalu tercampur dengan kesedihan dan juga kebimbangan. Bahkan rasanya tak ada kebahagian mutlak yang saya rasakan setahun terakhir ini. Saya terlalu jauh berlari dan bahkan tersesat beberapa kali. Tapi kehidupan tidak akan menjadi guru yang terbaik jika kita tak pernah merasakan “keindahan” hidup yang seringkali menyakitkan.

Di lembaran yang lalu, saya memberanikan diri untuk berhenti dari pekerjaan yang (menurut saya) menyenangkan. Namun sayangnya saya menjadi linglung dengan apa yang saya lakukan berikutnya. Namun saya tetap bersyukur karena masih diberikan pekerjaan yang baik dan tentunya halal bagi saya.

Di sisi lain. Kehidupan (yang menyangkut) hati saya tetaplah berdiri tenang tak bergeming. Banyak yang melintasi hati ini tapi tak satupun yang akhirnya menambatkan diri (atau bahkan saya sendiri yang tidak menambatkan) hati saya. Saya bahkan bertaruh pada diri saya, kira-kira tahun depan apakah saya akan merayakan hari ulang tahun saya dengan seseorang yang saya anggap pacar? Dan ya, akhirnya saya selalu kalah dengan diri saya sendiri. Tapi saya masih bahagia karena saya masih diberikan banyak teman dan juga sahabat.

Saya tak habis-habisnya bersyukur karena sahabat-sahabat saya selalu mau mendengarkan keluh-kesah saya yang itu-itu saja. Dan juga mengikhlaskan bahu mereka sebagai tempat bertumpu saat saya sedang merasa sedih. Semoga saya tidak pernah melupakan mereka disaat saya bahagia.

Demikian pula dengan keluarga saya. Saya akui, banyak badai yang selalu bergejolak. Tapi saya mencintai keluarga saya. Mereka adalah satu-satunya yang paling jujur dalam hidup saya. Mereka pula yang selalu memberikan perlindungan dan juga tempat yang nyaman untuk saya di kala dunia luar kejam  terhadap saya. Saya bersyukur karena kedua orang tua saya bisa menerima saya apa adanya. Termasuk terhadap preferensi seksual saya. Tak habisnya saya bersyukur dan selalu berharap kelak mereka selalu hadir ketika saya sukses dan bisa berbagi kebahagiaan bersama.

Tepat pada hari ini pula genaplah 4 tahun kakak saya dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Sebuah peringatan yang tak hanya membuat hati saya sedih, tapi juga membuat diri saya bahagia. Sebab saya tahu jika dia kini benar-benar bahagia di Surga.

Kini lembaran baru siap untuk dijelajahi. Dan sudah waktunya menutup lembaran lama. Meninggalkan yang pahit namun tetap menyimpan kebahagiaan yang pernah menghiasi hidup saya yang lalu. Langkah ini juga telah mantap untuk memulai petualangan yang kian lama kian menantang. Dan saya tahu jika saya bisa dan berharap kelak bisa membagikan kebahagiaan bersama keluarga, sahabat dan juga siapapun kamu yang kelak menjadi partner in crime saya.

Terima kasih Tuhan. Terima kasih sudah menjadikan saya 28.

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s