Ponyo – Gake no Ue no Ponyo

Ponyo adalah film Studio Ghibli yang menurut saya paling absurd. Perlu berulang-ulang untuk bisa memahami film yang bercerita tentang seekor ikan mas yang ingin menjadi manusia ini. Film yang berjudul lengkap Gake no Ue no Ponyo atau Ponyo on the Cliff by the Sea ini memang memiliki plot cerita yang cukup rumit untuk anak-anak (apalagi dewasa, tapi tertolong dengan suasana warna yang ceria dalam film ini. Bahkan perilaku Ponyo yang gemas membuat siapa saja langsung tak memikirkan alur ceritanya.

Menurut sebuah artikel, Hayao Miyazaki terinspirasi dari The Little Mermaid karya Hans Christian Andersen. Walau memang tidak sama persis, namun menurut saya sama-sama bercerita tentang manusia ikan yang menjadi manusia (terobsesi untuk memiliki kaki). Ponyo sendiri adalah anak dari ilmuwan sekaligus penyihir bernama Fujimoto – yang dulu pernah menjadi manusia. Nama asli Ponyo sebenarnya Brunhilde dan dia memiliki banyak adik perempuan yang semuanya perpaduan antara ikan mas dan manusia. Suatu ketika, Brunhilde “kabur” dari kapal selam ayahnya dan mengambang mengikuti arus di dalam ubur-ubur raksasa. Brunhilde a.k.a Ponyo kemudian sampai di sebuah teluk yang sangat kotor dan terjebak di sebuah botol selai.

Nah, di sinilah awal pertemuan Ponyo dengan Sosuke. Melihat ada ikan yang terjebak di dalam botol selai, Sosuke lalu memecahkan botol itu dengan batu. Tak sengaja jari Sosuke luka dan mengeluarkan darah. Ponyo kemudian menjilat jari Sosuke dan seketika jarinya sembuh. Sejak itu, Ponyo, si ikan yang suka daging ham dan Sosuke pun tidak bisa dipisahkan. Oya, Sosuke sendiri yang memberikan nama Ponyo kepada Brunhilde.

Kehidupan di pinggir lautan lepas memang sangat menarik. Miyazaki sangat piawai membuat detil kota pinggir pantai khas Jepang. Karakter-karakternya pun ajaib, mulai dari Lisa, ibu Sosuke yang punya keahlian menyetir di atas rata-rata dan Fujimoto, ilmuwan yang aneh dan nyentrik, serta beberapa nenek yang menghuni Panti Jompo tempat Lisa bekerja.

Satu hal yang cukup menarik adalah adegan ketika Ponyo berhasil lolos dari rumahnya di dasar laut dan membuat lautan bergejolak. Adegan ini mengingatkan kita dengan bencana Tsunami yang kerap kali menerpa negeri Sakura. Lautan seakan menyapu semua rumah yang ada di dekat pantai dan menyisakan bukit-bukit yang tinggi, termasuk tempat tinggal Sosuke. Menariknya, tiba-tiba muncul aneka hewan laut dari era Denovian. Era prasejarah sekitar 400 juta tahun lalu di mana ikan masih menguasai bumi.

Cerita tak hanya sampai di sini. Akibat Ponyo yang berubah menjadi manusia, muncul ketidakseimbangan dunia. Bulan keluar dari orbitnya dan satelit berjatuhan bagaikan bintang jatuh. Granmamare, ibu dari Ponyo mengatakan jika Sosuke berhasil melalui sebuah tes (yang saat itu saya sendiri tidak tahu apa bentuk tesnya), maka Ponyo bisa selamanya menjadi manusia dan keseimbangan dunia akan pulih seperti sedia kala. Tapi jika gagal, maka Ponyo akan berubah menjadi buih (nah, ini mirip ending dari The Little Mermaid).

[SPOILER] Sosuke dan Ponyo pun sampai ke tempat Lisa. Di sana sudah ada Fujimoto dan Granmamare, serta beberapa nenek yang sebelumnya duduk di kursi roda kini bisa berlarian. Si Ponyo tak lagi berbentuk manusia, namun sudah berubah menjadi ikan karena pengaruh sihirnya sudah hilang. Granmamare lalu bertanya kepada Sosuke, apakah dirinya dapat mencintai Ponyo dalam bentuk ikan maupun manusia. Dia pun menjawab bahwa dia mencintai Ponyo dalam rupa apapun (terjawab sudah tes yang dimaksud oleh ibu Ponyo). Granmamare kemudian berkata kepada Ponyo, jika dia menjadi manusia maka dia tidak akan memiliki kemampuan sihir lagi. Sosuke diminta untuk mencium buih yang menyelubungi Ponyo agar menyempurnakan transformasi Ponyo menjadi manusia. Ya, ending-nya pun menjadi yang paling ikonik dari film Ponyo. Ponyo (yang sudah menjadi manusia) mencium Sosuke.

Oya tambahan, seperti film-film Miyazaki sebelumnya. Ponyo juga menyimpan pesan tersembunyi tentang kelestarian alam. Coba lihat saja ketika Ponyo terbawa harus hingga ke sebuah teluk yang kotor. Dia pun terjebak ke dalam botol selai karena ada kapal yang sedang membersihkan dasar laut dari berbagai macam sampah. Termasuk juga tentang hidup seimbang berdampingan dengan alam. Jika tidak seimbang, bisa saja bencana akan menimpa kita.

Welcome To A World Where Anything Is Possible.

Country : Japan
Director : Hayao Miyazaki
Cast : Yuria Nara, Hiroki Doi, Tomoko Yamaguchi

ponyo poster

Leave a comment