JAKARTA: Jejak Freemason di Ibukota, Part 2

Masih menjelajahi bekas dari Freemasonry di Jakarta. Jika sebelumnya kita mengunjungi beberapa lokasi bekas loji yang menjadi tempat berkumpul para Mason di Hindia Belanda, kini coba cari tahu siapa saja yang pernah menjadi anggota organisasi rahasia ini. Dengar-dengar banyak tokoh pergerakan kemerdekaan dan juga pejabat penting negara ini yang menjadi anggota Freemason. Lalu apa yang membedakan antara Freemasonry dengan Illuminati itu? Yuk, kita jelajahi bersama!

Tokoh-Tokoh Fremasonry Indonesia

Anggota Freemasonry atau Mason di Hindia Belanda merupakan tokoh-tokoh terkemuka dan pejabat penting, seperti gubernur jenderal, pejabat pemerintahan, tokoh militer, tuan tanah, pengusaha, anggota dewan perwakilan, ilmuwan, bahkan tokoh-tokoh pergerakan hingga anggota organisasi politik. Mereka tak hanya orang-orang Belanda saja, namun ada juga orang-orang Indonesia yang bergabung menjadi Mason. Meski berasal dari pribumi, namun mereka tidak sembarangan direkrut. Biasanya calon anggotanya adalah tokoh yang berpengaruh atau direkomendasikan oleh anggota lainnya. Dalam proses perekrutannya, mereka akan disumpah kesetiaannya dengan menggunakan kitab suci sesuai keyakinannya.

Menurut sejarawan Theo Stevens dalam bukunya Vrijmetselarij en Samenlaving in Nederlands Indie en Indonesie 1764-1962, ada beberapa tokoh dan pemegang jabatan penting yang menjadi anggota Freemason. Beberapa diantaranya adalah tokoh-tokoh di balik berdirinya Boedi Oetomo dan juga keluarga bangsawan di Jawa.

Raden Saleh Syarif Bustaman. source: wikipedia.org

Tokoh yang paling dikenal adalah pelukis maestro Indonesia, Raden Saleh. Dia dilantik menjadi anggota Freemason di Loji Eendracht Maakt Macht (Bersatu Kita Kuat) di Den Haag, Belanda. Pelukis bernama lengkap Raden Saleh Syarif Bustaman ini merupakan warga asli Hindia Belanda pertama yang menjadi anggota Freemason. Selain itu ada Abdul Rahman, seorang keturunan Sultan Pontianak yang dilantik pada 1844 di Loji De Vriendschap, di Surabaya.

Paku Alam VII. source: perpusnas.go.id
Raden Adipati Tirto Koesoemo. source: historyandlegacy-kebumen.blogspot.com

Nama-nama lainnya antara lain; Pangeran Ario Soeryodilogo yang menjadi anggota Loji Mataram pada tahun 1871, yang kemudian naik tahta menjadi Paku Alam V, Pangeran Adipati Ario Notokusuma (Paku Alam VI), Pangeran Ario Notodirejo (Paku Alam VII) , dan Pangeran Ario Kusumo Yudo. Bupati Semarang Raden Mas Adipati Poerbohadingrat, Bupati Karanganyar yang juga Ketua pertama Boedi Oetomo, Raden Adipati Tirto Koesoemo. Dia merupakan anggota Loji Mataram sejak 1895. Kemudian ada Bupati Bandung Aria Wiranatakusumah V, Bupati Bogor Wisaksono Wirdjodihardjo, Bupati Banjarnegara sekaligus Guru Agung Tarekat Kemasonan Indonesia pertama, Soemitro Kolopaking, Kapten R. M. Soegondo, dan Gubernur Jawa Barat, R. Sewaka.

Soemitro Kolopaking. source: kompasiana.com
Kanjeng Raden Tumenggung Radjiman Wedyodiningrat. source: twitter.com/potretlawas

Selain itu dalam catatan Stevens, ada nama Loa Sek Hie, yang pernah menjabat anggota Dewan Rakyat Hindia Belanda (Voolksraad) dan Kanjeng Raden Tumenggung Radjiman Wedyodiningrat yang berprofesi sebagai dokter. Radjiman sendiri memiliki jejak penting pada masa pergerakan kemerdekaan Indonesia. Dia juga yang mendirikan dan pernah memimpin Boedi Oetomo, serta terpilih menjadi ketua Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerderkaan Indonesia.

Ilmuwan asal Jawa Tengah, Raden Atmadi Wreksoatmodjo juga disebut sebagai anggota Freemason. Beliau menjabat direktur Rumah Sakit Umum Pemerintah di Semarang dan pendiri sekolah kedokteran di Semarang yang menjadi cikal bakal Universitas Diponegoro. Terakhir ada Raden Said Soekanto Tjokodiatmodjo, yang diangkat Presiden Soekarno menjadi Kepala Djawatan Kepolisian Negara Indonesia pertama.

Raden Said Soekanto Tjokodiatmodjo. source: wikipedia.org

Soekanto sendiri mendaftarkan diri sebagai calon anggota Loji Purwa Daksina. Loji ini merupakan loji pertama yang seluruh pengurus dan tata pengajarannya bernuansa Indonesia. Soekanto kemudian dilantik menjadi anggota Loji Purwa Daksina pada 8 Januari 1954. Soekanto tercatat sebagai Guru Agung Tarekat Kemasonan Indonesia yang terakhir. Dia bahkan pernah menentang Keputusan Presiden yang dikeluarkan Presiden Soekarno untuk melarang aktivitas Freemasonry pada tahun 1962. Keputusan Presiden ini juga melarang enam perkumpulan lainnya yakni Liga Demokrasi, Rotary Club, Divine Life Society, Moral Rearmament Movement, Ancient Mystical Organization Of Rosi Crucians (AMORC) dan Bahai. Pada masa Orde Baru, Soekanto sempat menemui Presiden Soeharto untuk mencabut larangan ini. Namun ditolaknya karena keputusan tersebut merupakan keputusan politik. Larangan ini kemudian dicabut oleh Presiden Abdurrahman Wahid pada tahun 2000, karena sudah tidak relevan dengan situasi politik masa kini.

Freemasonry dan Teosofi

Tahukah jika dulu sampai tahun 1950-an, daerah di sekitar Monumen Nasional (MONAS) atau tepatnya di Taman Pandang Istana lebih dikenal dengan sebutan Taman Blavatsky? Alkisahnya dulu ada seorang perempuan muda keturunan bangsawan Rusia bernama Helena Petrovna von Hahn, menikah dengan Jenderal Nikifor Blavatsky, Wakil Gubernur Erivan di Armenia yang usianya 39 tahun. Pernikahan mereka hanya bertahan beberapa bulan dan setelah berpisah ia tetap memakai nama Blavatsky.

Blavatsky kemudian ke New York, Amerika Serikat, di sana ia bertemu dengan Kolonel Henry Steel Olcott, seorang anggota Freemasonry yang tengah mendalami spiritualisme. Keduanya merintis penggalian ilmu filosofi dan okultisme untuk menjelaskan ke masyarakat soal fenomena-fenomena yang berlaku. Pada tahun 1875, Kolonel Olcott mengusulkan pembentukan sebuah organisasi yang bernama Theosophical Society, yang menyerukan bahwa semua agama pada hakekatnya sama karena memiliki tujuan yang sama yakni mencapai kesempurnaan hidup.

Pendiri komunitas Teosofi; Helena Blavatsky dan Henry Steel Olcott. source: wikipedia.org

Teosofi berasal dari kata theo (Tuhan) dan sophia (ilmu pengetahuan atau kebijaksanaan), yang secara literal berarti pengetahuan atau kebijaksanaan dalam memandang permasalahan ketuhanan. Melalui teosofi, mereka mencoba memulihkan kembali pengetahuan agama-agama kuno. Lambangnya sendiri tertulis “tidak ada agama yang lebih tinggi daripada kebenaran” dan disimbolkan dengan Ouroboros atau ular yang menggigit ekornya. Ular sendiri menjadi simbol kearifan atau kebijaksanaan dan ular yang mengigit ekornya menggambarkan lingkaran alam semesta dan siklus proses manifestasi yang tak berujung.

Makam di Museum Prasasti yang menggunakan simbol Teosofi
Simbol Teosofi. source: wikipedia.org

Di Hindia Belanda, gerakan Teosofi mulai hadir pada tahun 1881, dengan didirikannya loji besar untuk perkumpulan anggota di Kota Semarang yang diresmikan oleh Henry Steel Olcott. Lalu tahun 1912 perkumpulan Teosofi Hindia Belanda menggelar kongres besar di Batavia, yang memutuskan pendirian cabang mandiri terpisah dari hirarki organisasi di Belanda. Gerakan Teosofi di Batavia sering bersinggungan dengan aktivitas pegiat Freemasonry, karena mereka sering berbagi loji. Banyak petinggi Belanda yang kemudian menjadi pengikut gerakan Teosofi, dan anggota kedua gerakan nyaris orang yang sama. Karena kemiripan ajaran, banyak pihak menyamakan Teosofi dengan Freemasonry.

Padahal keduanya cukup berbeda. Teosofi merupakan ajaran yang berusaha menjembatani antara agama dan ilmu pengetahuan untuk menjawab problematika hidup, sementara Freemasonry adalah gerakan sosial memajukan peradaban manusia berdasarkan sains dan humanisme. Nah, kembali ke taman yang berada di dekat MONAS. Kala itu Blavatsky pertama kali ke Hindia Belanda pada tahun 1852. Ia kemudian tertarik pada nilai-nilai Jawa yang dianggapnya dapat dijadikan penyumbang ajaran Teosofi. Ia bahkan berkali-kali datang ke Hindia Belanda. Blavatsky kemudian memperoleh lahan di kawasan MONAS dari Gubernur Jenderal Jonkheer Carel Herman Aart van der Wijck sebagai hadiah karena keberhasilannya membantu menangkap Pitung. Konon Blavatsky tahu rahasia kelemahan Pitung, sehingga kemudian Pitung tewas setelah ditembak dengan peluru emas.

Beda Freemasonry dengan Illmuminati

Bicara tentang ajaran yang selalu dikaitkan dengan Freemasonry, ada satu lagi ajaran yang banyak disalahpahami. Illuminati. Organisasi atau ordo ini berdiri pada 1 Mei 1776 oleh Johann Adam Weishaupt di Bavaria dengan bantuan Adolph Freiherr Knigge. Weishaupt sendiri dibesarkan di lingkungan Yesuit, namun akhirnya dia menyimpang dan mendirikan ordo baru “Order of Perfectibilists” yang selanjutnya dikenal dengan nama Illuminati. Anggotanya terdiri dari para pemikir bebas yang secara konsep meniru Freemansonry. Mereka dibagi menjadi tiga kelas dan diambil sumpah setianya ketika bergabung. Illuminati kemudian dibubarkan oleh pemerintah dengan alasan dianggap sebagai organisasi berbahaya. Tujuan mereka lebih ambisius sekaligus mengerikan dari Freemansonry, karena mereka ingin mereformasi tatanan dunia alias New World Order. Bahkan ada yang mengatakan bahwa Illuminati ingin menghapus semua pemerintahan monarki dan agama di dunia.

Johann Adam Weishaupt. source: wikipedia.org

Nah, jadi memang tidak sama antara Freemasonry dengan Illuminati. Sebenarnya Illuminati mengambil cetak biru dari Freemasonry, sehingga bagi yang awam tampak sama. Mungkin itu pula yang menyebabkan sebagian besar masyarakat cenderung menyamakan keduanya. Freemasonry dianggap berbahaya, termasuk simbol-simbol dari organisasi rahasia ini. Walau belum jelas apakah organisasi ini masih ada atau tidak, tapi setidaknya kita cukup tahu jika mereka pernah ada di Batavia. Semoga penjelajahan tentang Freemasonry di Batavia ini bisa menambah wawasan kita tentang organisasi rahasia ini. Semoga juga saya bisa menjelajahi lokasi-lokasi lainnya yang menjadi bekas eksistensi Freemasonry di Indonesia. Sampai juga di penjelajahan berikutnya ya!

2 thoughts

    1. terima kasih sudah membaca.. sebenarnya jika diusut dari sejarah terbentuknya teosofi, tidak berhubungan langsung.. mungkin karena kitanya yang salah kaprah atau bagaimana, jadi dianggapnya sama.. termasuk simbol-simbol yang digunakan, ada yang mirip dengan freemasonry..

      Liked by 1 person

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s