SINGAPURA: Bermain di Universal Studios

Hari ini adalah hari yang paling ditunggu-tunggu, karena kami akan bermain di Universal Studios Singapore atau USS. Sempat was-was karena pagi itu cuaca agak mendung. Saya sudah khawatir kalau hujan, apalagi saya dengar jika cuaca sedang hujan, beberapa wahana di USS ditutup. Wah sayang ya, apalagi tiketnya tidak murah dan tidak bisa mencoba semua wahana yang ada di sana. Semoga hari ini cuacanya bisa segera cerah dan kami bisa puas bermain di USS.

Singgah ke Kawasan Tiong Bahru

Sebelum ke USS, pagi ini kami mau mencari sarapan. Kami lalu pergi ke daerah Tiong Bahru untuk membeli sarapan di Tiong Bahru Bakery, toko kue yang menjual aneka pastry khas Prancis. Hari ini kami sengaja tidak membawa banyak barang, karena malas untuk menitipkan tas saat bermain di USS. Untuk menuju ke Tiong Bahru, kami naik MRT ke stasiun MRT Tiong Bahru. Jaraknya terbilang dekat, karena hanya 2 stasiun dari Chinatown. Saat sampai di Tiong Bahru, cuaca makin mendung, tapi jadi teduh untuk berjalan kaki. Kira-kira perjalanan menuju ke toko kue yang  berada di Eng Hoon Street ini sekitar 15 menit berjalan kaki. Berjalan kaki di daerah ini ternyata seru juga, karena ada banyak bangunan lama di sepanjang jalan.

Jadi daerah ini ternyata kawasan perumahan tertua di Singapura. Tiong Bahru artinya pemakaman baru dalam bahasa Tionghoa dialek Hokkian. Tiong berarti ‘pemakaman’ dan bahru berarti ‘baru’ dalam bahasa Melayu. Dulunya tempat ini adalah lahan pemakaman. Tapi tidak semua jadi lahan pemakaman ya, karena di kawasan yang rendah digunakan sebagai tempat untuk mengolah hasil panen di abad ke-19, lalu bagian tertingginya yaitu Pearl’s Hill dijadikan benteng militer. Baru pada 1930-an, kawasan ini berubah menjadi perumahan dengan munculnya apartemen mewah dengan desain art deco, bangunannya tidak memiliki sudut lancip dan memiliki tangga spiral. Tiong Bahru waktu itu jadi kawasan yang bergengsi. 

Tiong Bahru juga menjadi satu-satunya perumahan yang tidak dibangun pemerintah Singapura (Housing Development Board). Baru beberapa tahun belakangan, daerah ini menjadi salah satu pusat gaya hidup kekinian di Singapura. Muncul banyak kafe, butik indie, hingga berbagai karya seni jalanan, seperti mural karya Yip Yew Chong. Ada tiga mural karyanya yang dia dedikasikan untuk mengenang masa kecilnya di Tiong Bahru. Sebenarnya ingin sekali mengeksplor daerah ini, karena ada banyak tempat menarik di sini. Mulai dari Kelenteng Qi Tiang Kong, Air Raid Shelter, Tiong Bahru Market, dan Tiong Bahru Galicier Pastry.

Mencicipi Kouign Amann di Tiong Bahru Bakery

Berjalan kaki di sini cukup menyenangkan, sampai kami tidak terasa akhirnya sudah dekat dengan Tiong Bahru Bakery. Kami lalu masuk ke Seng Poh Road dan menemukan Tiong Bahru Market dan akhirnya berbelok kiri ke Eng Hoon Street. Bangunan Tiong Bahru Bakery bergaya art deco dan letaknya tepat di pojokan jalan dengan warna putih krem dan hijau. Kalau dari luar, toko itu memang terlihat tak ramai. Namun jangan salah, toko kue yang terletak di Eng Hoon Street nomor 56 ini ternyata cukup ramai oleh pengunjung. 

Ketika masuk ke dalam, kami langsung disambut ramah oleh pelayannya. Dia akan menanyakan apakah kami mau dine-in atau take away. Kami bilang akan dine-in, dia lalu segera mencarikan meja yang kosong. Padahal kondisinya sudah cukup ramai. Jadi sambil dicarikan meja, kita langsung memesan kue yang ada di konter. Ada banyak sekali pilihan, tapi kami langsung memilih kouign amann dan croissant. Tinggal pesan minum. Nah, rada bingung sih memilihnya karena cuma ada gambar kopi seperti di Pinterest. Akhirnya kami pesan dua double espresso. Setelah membayar di kasir, kami langsung diarahkan ke meja yang sudah disiapkan untuk kami.

Tiong Bahru Bakery adalah toko roti artisan bergaya Prancis, yang didirikan oleh Chef Gontran Cherrier dari Prancis. Tahun ini Tiong Bahru Bakery merayakan ulang tahunnya yang ke-10. Di sini menyediakan lebih dari 50 roti, kue dan pastry yang baru dipanggang setiap hari, mulai dari yang sweet sampai yang savory, dan juga kopi. Menu andalan dari toko kue ini adalah croissant & kouign amann. Croissant di sini disebut-sebut sebagai yang terenak di Singapura. Bagian luarnya renyah dan buttery, ditambah  lagi dengan adonan dalamnya yang super lembut. Sedangkan untuk kouign amann, bentuknya mirip cinnamon roll, tapi lebih tipis. “Kouign” artinyai kue dan “amann” yang artinya mentega dalam bahasa Breton. Bagian luar pastry ini memang sedikit keras karena ada gula caramelized yang membalut kulit luar. Tapi bagian dalamnya lembut dan buttery. Manisnya juga pas. Apalagi dipadukan dengan espresso. Selain di Eng Hoon Street, toko ini juga punya sembilan outlet, seperti di Tangs Orchard, Mal Funan, dan Foothills.

Oya, di sini kalian juga bisa membeli beberapa merchandise Tiong Bahru Bakery. Mulai dari tote bag, tumbler, kaos, hingga sabun cair. Teman tiba-tiba kepincut untuk membeli tote bag, karena desainnya yang unik. Bahkan Tiong Bahru Bakery juga berkolaborasi dengan brand sepatu Italia, Superga dengan mengeluarkan tiga koleksi sepatu dengan motif croissant.

Bermain Sepuasnya di Universal Studios Singapore

Saat di Tiong Bahru Bakery, hujan ternyata turun cukup deras. Kami akhirnya menunggu sampai hujannya reda. Saat reda, kami segera bergegas. Awalnya akan naik MRT ke mall VivoCity, tapi akhirnya kami memutuskan naik bus SBS Transit Bus Service 123M yang tujuannya ke Harbourfront. Bus ini ternyata berhenti tepat di depan mall VivoCity. Lumayan, jadi sekalian dapat pengalaman naik bus di Singapura. Apalagi bus di sana terbilang sangat bersih dan nyaman. Mengingatkan saya dengan bus listrik yang ada di Jakarta. Kurang lebih 30 menit kami sampai ke Harbourfront.

Untuk masuk ke kawasan Pulau Sentosa dari mall VivoCity, kamu harus naik Sentosa Express SkyTrain. Kereta ini berbayar ya, sekitar SGD4 atau setara Rp45.000. Saya lupa apakah ini untuk sekali jalan, atau beberapa kali tap saat berada di dalam kawasan Sentosa. Untuk naik kereta ini kita cukup tap kartu EZ-Link ketika masuk di VivoCity Station yang lokasinya di lantai 3. Kereta ini ini melayani 4 stasiun; VivoCity Station, Resorts World Station (untuk menuju ke Universal Studios, SEA Aquarium, Trickeye Museum), Imbiah Station (Madame Tussauds, Cable Car, dan Butterfly Park), dan Beach Station (jika tujuannya ke Pantai Palawan dan Pantai Siloso). Jadwal kereta skytrain ini beroperasi mulai dari jam 7 pagi hingga 12 malam setiap hari. 

Oya, katanya sih bisa jalan kaki masuk ke dalam Pulau Sentosa dan lebih murah. Tapi sepertinya cukup jauh. Saat masuk ke kawasan Pulau Sentosa, kami niatnya mau mencari patung Merlion. Apalagi jam buka USS masih lama. Kami lalu turun di Imbiah Station. Sayangnya ke sampai lokasinya, ternyata patung ini sudah dirobohkan. Sayang sekali ya. Akhirnya kami kembali ke stasiun dan melintas di depan bangunan Madame Tussauds. Menurut papan petunjuk di depan bangunan ini, dulunya ini adalah bekas bangunan rumah sakit militer bagi tentara Inggris dan India yang berdinas di Pulau Blakang Mati (nama Sentosa sebelumnya). Sebenarnya kita bisa berkeliling pulau ini dengan mengikuti peta Sentosa Heritage Trail. Sebab ada banyak bangunan bersejarah di area pulau ini. 

Kami lalu naik kereta dan turun di Resorts World Station. Sesampainya di sana, Universal Studios Singapore masih belum  buka. Tapi antriannya sudah cukup panjang. Kami sih tidak terburu-buru untuk masuk, jadi kami sempat berfoto di depan logo Universal dan gerbang pintu masuk USS. Sekitar jam 10 waktu Singapura, gerbang pun terbuka. Kami lalu ikut dalam antrean reguler dan memindai tiket digital yang sudah kami unduh untuk masuk. 

Universal Studios Singapore atau USS ini dibagi menjadi tujuh zona dengan tema dari film-film buatan Universal Studios. Dari 24 wahana di sini, ada 18 wahana yang didesain khusus untuk taman di Singapura ini. Katanya sih ada yang tidak kita jumpai di Universal Studios di negara lainnya alias hanya ada di Singapura. USS ini berada di bawah kepemilikan Genting Group dengan lisensi dari NBC Universal. Dibuka dengan soft opening pada 18 Maret 2010 dan dilanjutkan dengan grand opening pada 28 Mei 2012. USS sendiri merupakan taman kedua di Asia setelah Jepang dan taman pertama di Asia Tenggara. Kabarnya USS akan menjadi satu-satunya taman di Asia Tenggara sampai 30 tahun ke depan. Oya, USS ini merupakan bagian dari Resort World Sentosa atau RWS. Luasnya mencapai 20 hektar dari total 49 hektar luas RWS. Jadi bisa dibilang hampir setengah RWS ditempati oleh USS.

Nah, sekarang kita akan berkeliling  ya. Saya mencoba mengurutkan sesuai dengan zona pertama yang saya lewati. Pertama adalah Hollywood. Di sini kita seakan berada di Hollywood Boulevard, lengkap dengan Wall of Fame dan juga bangunan teater bergaya Hollywood klasik. Salah satu yang cukup mencolok adalah Mel’s Drive-In, sebuah resto bergaya Amerika klasik yang berlatar 1950-an. Kalau beruntung, kita bisa bertemu Marilyn Monroe, Woody Woodpecker, atau Minion. Kita juga bisa berfoto dengan Minion melalui Meet & Greet, tapi setahu saya itu berbayar. Kalau mau beli merchandise bisa di Minion Mart dan Universal Studios Store.

Lanjut masuk ke zona kedua, New York. Di sini temanya adalah suasana jalanan di kota New York. Kalau menurut saya, latar zona ini mirip lokasi syuting film-film di New York. Bahkan ada bangunan perpustakaan umum New York lengkap dengan dua patung singa di depannya. Di zona ini yang menurut saya enak untuk berjalan kaki santai. Nah, ada 2 wahana yang wajib dicoba ya, Sesame Street Spaghetti Space Chase (yang katanya wahana pertama di dunia) dan Lights, Camera, Action! Hosted by Steven Spielberg. Kita bahas sedikit ya, untuk wahana Sesame Street terbilang ringan, cocok untuk anak-anak. Kita akan naik sebuah kendaraan untuk 4 orang dan berkeliling melihat tokoh-tokoh Sesame Street. Lalu untuk Lights, Camera, Action! menjadi wahana yang paling saya suka. Kita diajak melihat simulasi syuting tentang bencana di dalam sebuah ruangan. Meski cuma sebentar, tapi menurut saya sangat menarik. Jika mau membeli merchandise Sesame Street, kalian bisa berbelanja di Big Bird’s Emporium.

Masuk ke zona berikutnya Sci-Fi City. Kalau ini temanya kota futuristik dan wahana yang jadi andalan ada dua (sebenarnya tiga), Transformers The Ride: The Ultimate 3D Battle dan Battlestar Galactica: Human vs. Cylon. Kita langsung aja ke Transformers dulu ya. Wahana ini merupakan wahana ride vehicle di mana kita seakan berada di dalam mobil Autobots. Pastikan kalian tidak membawa banyak barang ya. Di sini nanti kita akan dipinjami kacamata 3D dan usahakan kalian dapat kursi paling depan.

Lanjut ke Battlestar Galactica, roller coaster ini merupakan dueling roller coaster yang memiliki dua lintasan. Bahkan disebut sebagai dual-tracked roller coaster tertinggi di dunia (42,5 meter). Meski ada dua lintasan, masing-masing memiliki nama sendiri ya. Human dan Cylon. Untuk Human, roller coaster-nya mirip seperti kebanyakan roller coaster, tapi jumlah penumpangnya 4 orang per baris. Sedangkan untuk Cylon, posisi kaki kita menggantung dan jumlah 2 penumpang per baris. Kalau menurut saya, Cylon lebih seru ketimbang Human. Tapi untuk bisa menaiki dua-duanya rasanya agak mustahil karena antreannya bisa sampai 1 jam untuk jalur reguler. Jadi kemarin saya hanya sempat naik Cylon saja. Untuk barang-barang, termasuk kacamata harus dilepas ya dan ada loker penitipan barang. Di zona ini kalian bisa Meet & Greet dengan karakter Transformers dan juga bisa berbelanja merchandise Transformers di Transformers Supply Vault.

Berikutnya adalah zona Ancient Egypt. Tema zona ini adalah Mesir di 1920an dengan berbagai ornamen obelisks, makam firaun dan patung-patung khas Mesir kuno. Masuk di kawasan ini tentu yang  pertama terlintas adalah film The Mummy yang dibintangi Brendan Fraser. Tapi memang tidak salah sih, karena disini ada dua wahana yang diinspirasikan dari film itu, Revenge of the Mummy dan Treasure Hunters.

Kalau yang Revenge of the Mummy ini mirip seperti yang  di Transformers tadi. Tapi kita tidak menggunakan kacamata 3D ya. Di sini lebih mirip seperti roller coaster. Rasanya durasi naik wahana dan antrenya lebih lama antrenya. Haha. Nah, kalau yang Treasure Hunters itu kita akan naik jeep vintage mini untuk berpetualang di lokasi penggalian purbakala. Kalau yang ini saya tidak sempat naik, karena menurut saya kurang seru (by the way, wahana ini cocok buat anak-anak ya). Nah karena lapar, akhirnya makan  dulu di Cairo Market. Membeli air minum dalam kemasan tetra pak yang  menurut saya harganya bisa buat beli air segalon, dan juga membeli Corn Dog dan Turkey Leg yang katanya wajib dicoba pas ke Universal Studios.

Setelah kenyang, kami lanjut ke zona berikutnya yaitu The Lost World. Kalau dari namanya sudah pasti akan kebayangnya film Jurassic Park. Nah, di sini tuh ada wahana yang katanya jangan sampai dilewatkan yaitu Jurassic Park Rapid Adventure, wahana mirip arung jeram di Dufan. Saking katanya seru, kami bawa jas hujan dari Jakarta. Sayangnya ketika ke sana malah tutup. Akhirnya kami naik Canopy Flyer, semacam wahana kereta gantung tapi lebih cepat. Saran saya, jangan naik yang menghadap ke belakang. Dijamin mabuk dan pusing. Ini jadi pelajaran sih, besok-besok jangan naik wahana yang menghadap ke belakang. Selain dua wahana ini juga ada Dino-Soarin, jadi kita kayak naik Pteranodons, seperti terbang naik dan turun. Cuma saya gak naik ini, karena mirip kayak wahana di Dufan.

Nah, ada satu lagi di sini, yaitu WaterWorld. Semacam stunt show dari film dengan nama yang sama. Lagi-lagi sedang tidak beroperasi. Oya, ada satu wahana juga tidak dibuka, Amber Rock Climb. Ini kayak wahana panjang tebing dengan berbagai fosil dinosaurus sebagai pijakan untuk memanjat.

Lanjut ke zona yang menurut saya paling lucu, Far Far Away yang mengambil latar dari kerajaan Far Far Away dari film animasi Shrek, lengkap dengan istananya. Kayaknya di sini yang paling banyak wahananya. Oke, kita cek satu-satu ya. Pertama adalah Puss in Boots’ Giant Journey, sebuah wahana seperti perpaduan roller coaster dan kereta gantung. Lalu ada Shrek 4D Adventure yang ada di dalam istana. Cukup sih sini, kita nanti akan diberikan kacamata 3D dan duduk di bangku mirip teater. Bangkunya akan bergerak seperti yang ditampilkan di layar, bahkan sesekali ada muncul kabut dan hembusan angin.

Terakhir ada Enchanted Airways, wahana mini roller coaster. Kita kayak sedang naik naga yang menjadi kekasih si Donkey. Apakah ada wahana lainnya? Ada sih, tapi lebih seperti live show. Oya, kalian juga bisa Meet & Greet dengan karakter Puss in Boots di sini. Berhubung sudah cukup capek berkeliling, di zona ini kami mencoba lebih santai. Untuk yang ingin membeli merchandise Shrek dan juga How to Train Your Dragon, kalian bisa membelinya di Fairy Godmother’s Potion Shop.

Akhirnya sampai juga di zona terakhir, Madagascar (yang sebentar lagi menjadi Minion Land). Berhubung akan ada zona baru, wahana yang tersisa hanya King Julien’s Beach Party-Go-Round, komidi putar dengan berbagai karakter dari film animasi Madagascar. Tadi saya bilang bakal ada zona baru, jadi nantinya akan ada Minion Land yang isinya serba Minion. Tapi bersabar ya, baru akan buka di 2025. Sepertinya menarik untuk ditunggu sampai akhirnya dibuka nanti.

Hasil berburu merchandise di Universal Studios Singapore

Sebelum pulang, kami menyempatkan untuk membeli beberapa merchandise USS. Oya, jam buka USS hanya sampai jam 6 sore. Katanya sih dulu-dulu bisa sampai malam. Mungkin karena masih pandemi jadinya buka hanya sampai sore saja. Kalau menurut saya, jam bukanya masih masuk akal sih karena waktu untuk kita mencoba semua wahana terbilang cukup (catatannya jangan datang ketika hari libur ya). Kami lalu naik Sentosa Express Skytrain untuk meninggalkan Pulau Sentosa. 

Sesampainya di mall VivoCity, kami langsung  menuju ke Shake Shack untuk makan malam. Shake Shack ini asalnya dari New York dan berdiri pada 2004. Dulunya, Shake Shack ini hanya menggunakan dog cart untuk berjualan. Sayangnya memang belum ada di Jakarta, jadi yang terdekat ya di Singapura. Ada 8 gerai Shake Shack yang tersebar di Singapura. Dua gerai yang paling laris ada di Jewel Changi dan Orchard. Di sini saya pesan burger Double SmokeShake. Katanya sih beef patty-nya menggunakan 100% daging sapi Black Angus yang diproduksi tanpa antibiotik. Selain itu kami pesan kentang goreng. Sayangnya kami tidak sempat mencoba milkshake-nya yang jadi andalan karena saking takut lapar mata dan kantong jebol.

Happy dan kenyang. Hari ini sangat menyenangkan sekali. Akhirnya bisa main-main di Universal Studios, meski tidak semua bisa dicoba karena ada beberapa wahana yang tutup. Mungkin penanda harus ke sini lagi. Haha. Badan sudah cukup lelah, kami segera menuju ke stasiun MRT Harbourfront untuk kembali ke hotel. Besok kami akan menjelajahi Orchard dan Marina Bay, dan juga makan di Lau Pa Sat. Penasaran kan? Sampai bertemu di cerita selanjutnya ya!

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s